Selasa, 02 November 2010

Diperkosa pembantu ku

2 bulan berlalu sejak pertama kali Jenny menceritakan kisahnya padaku, sampai suatu hari tanpa disangka hari itu Jenny mendatangi tempatku dan melanjutkan cerita masa lalunya…Memang kami sempat bersms-an sejak pertemuan kami yang terdahulu, namun kami hilang hubungan sejak aku kehilangan Handphoneku, celakanya aku tak punya back-up nomor teleponnya..
Kedatangan Jenny hari itu membuatku tertegun, senyumnya menyambutku saat membukakan pintunya, cahaya keindahan membuatku tak sanggup melakukan apapun selain membalas senyumannya..sebelum mempersilahkannya masuk,..
Setelah bercanda beberapa saat, Jenny pun mulai bercerita, namun wajahnya yang cantik ditambah lagi kakinya yang putih mulus dan hanya sebuah celana pendek mini yang menutupi pahanya itu, membuatku sedikit kurang konsentrasi mendengarkan ceritanya, namun aku masih dapat mendengarkan garis besar cerita yang keluar dari bibir mungil indahnya, meski sesekali diselingi oleh isak tangis…

Dari ceritanya pun aku sadar bahwa benar dan salah dalam kehidupan seseorang hanyalah sebuah perspektif pandangan, sesuatu yang kotor dan buruk buat kita, belum tentu seperti itu dalam pandangan orang lain, semua hanya sebuah masalah sudut pandang dari tidak adanya sesuatu yang Mutlak..
Demikianlah yang kudengar…
Hari itu, lewat tengah malam, seluruh tubuhku sungguh terasa penat, aku tak pernah menyangka untuk pertama kalinya dalam hidupku aku mengalami perkosaan, tapi yang tak bisa ku pahami justru aku yang begitu menikmati pemerkosaan ini, entah apa yang salah dalam diriku, perlahan aku memarkir mobil-ku disebelah mobil papa, Pak Arno satpam rumah ku yang membukakan pintu, sedangkan pak Ramses, satpam yang satunya membukakan pintu garasi perlahan agar tak membangunkan Papa, mungkin dia kasihan melihatku yang sering dimarahi Papa bila pulang terlampau malam,..
Pak Ramses perawakannya besar tegap, berasal dari sebelah Timur Indonesia, ya seperti kebiasaan orang dari sana, tubuhnya Hitam dengan rambut keriting, apalagi dia sengaja memelihara kumisnya yang melintang di atas bibirnya yang tebal, namun sungguh dia orang yang baik, terkadang dia berbohong pada Papa, tentang waktu kepulangan-ku, ya walaupun Papa sibuk namun dia begitu disiplin dengan aturan waktu, bahkan cenderung keras…
” Makasih ya pak ” Sapaku pada Pak Ramses ” Papah, udah tidur? ” Tanya-ku sambil memencet tombol alarm mobilku,,.
” Sudah non, Tuan pulang jam 9an tadi, sekarang pasti sudah tidur ” Pak Ramses menjawab, ” Katanya Tuan mau keluar negeri ya non besok, jadi pasti sudah tidur “
Aku pun mengangguk mengiyakan keterangan dari pak Ramses, sedikit lega karena memang kebiasaan Papa untuk pulang cepat dan segera Tidur karena besok pagi dia pasti langsung ke bandara..
” Saya tinggal dulu ya Pak ” Aku pun membuka pintu yang berhubungan dengan Ruang tamu di rumah utama,..
” Selamat istirahat ya non , malam ” kata pak Ramses, aku dapat merasakan tatapan mata pak Ramses, ke seluruh tubuhku yang tampak kumal. Ya mungkin dia sedikit aneh dengan keadaan-ku yang tampaknya sangat letih dan agak kumal , ya semoga saja dia tidak curiga, semoga..
Rasanya baru saja aku menutup mata ini, bahkan aku hanya sempat mencuci tubuhku sebelum berganti dengan lingerie tidurku, namun aku dapat mendengar Bo Inem mengetuk pintu kamarku,..
” Non, non sudah bangun ” Tanya Bok Inem dari balik pintu kamar ” Tuan manggil non ada di ruang tamu “
” Iya bok, bilang ke Papah bentar lagi aku turun ” jawabku ” Tolong bikinin susu hangat ya bok “
” Baik non,.. ” Terdengar langkah kaki bok inem yang melangkah turun,..
Kepala ku masih terasa pening, namun aku pun bergegas berdiri dan berjalan menuju Tolet ku, mengamil sisir untuk sedikit memperbaiki penampilanku…
Tak lama aku pun turun menuju ruang keluarga, ( > papah dulu kerja keras) papa dan mama tampak sedang berbincang, aku pun menyela pembicaraan mereka,..
” Pagi pah, pagi mah ” sapa-ku, sambil duduk di sofa di samping papa.
” Ini dia anak papa yang cantik.. ” aku pun mencium papa dan mama..
” Papah kapan pulang ?? ” Tanyaku.. Bok Inem membawakan Susu hangat yang tadi aku pesan,..” Makasih Bok ” kata ku pada bok Inem
” 5 sampai 6 hari sayang, kenapa ?? ” Tanya Papah..
” Ga papa sich, kan aku kangen ma papah.. ” Jawabku manja, papa pun mengelus kepalaku..
” Dasar anak papah ini manja banget sich.. ” Mama-ku tersenyum melihat kemanjaan-ku pada papah..
” Pasti anak papah mau oleh-oleh sesuatu tuch ” Mama-ku mengejek-ku nakal..
” Iya, nich, pasti kamu pengen sesuatu kan, makanya manja begini.. ” Papah pun ikut-ikutan mengejek-ku
Wajah-ku pun memerah,.ya jelas lah aku pengen sesuatu seperti Tas, Sepatu, ataupun Baju, Paris gitu loh…hehehe
” Aku kan memang manja pah, mah..hehehe, tapi kalo dipaksa ya aku pengen Tas dech…hehehe ” Jawabku masih dengan nada manja..hehehe
” Dasar anak papah ini ” Papah tertawa melihat kelakuanku..” Mamah mau apa ?? ” Tanya Papa,
” Mamah mau papah pulang dengan selamat aja.. ” kata Mama…
Aku pun gak mau kalah, ” Iya pah, yang penting papah pulang selamat , sehat , tambah gagah yah pah… hehehe ” canda-ku
Tawa mereka pun meledak mendengar kemanjaan aku,.. ” Iya sayang, papah juga pengen cepet-cepet pulang cantik, oh iya kemaren malem kamu kemana?? Papah kangen banget ma kamu sampe pulang cepet.. “
” Iya kan mamah sudah bilangin ke papah, Jenny ke pesta Ulang Tahun temennya itu pah” Mamah mengingatkan papah,
” Ke pesta Ulang Tahun siapa sayang ?? kamu pulang jam berapa kemarin malam ?? “
Tanya papah padaku..
” Iya jadi gini pah, aku gak tahu papah mau pulang cepet “. ” Aku pikir papah bakal pulang malem lagi, jadi aku pergi aja ke ultah temenku, Jam 11an aku juga udah pulang, Tanya aja pak Ramses ” Kataku setengah berbohong untuk meyakinkan papah dan mamah..
” Papah udah tidur jam 11an makanya aku juga tidur, kan aku liat kamar papah ma mamah udah gelap jadi takut aja ganggu papah dah tidur.. memang papah pulang jam berapa ? ” Terangku, papah tampak tersenyum melihat wajahku yang lucu saat bermanja-manja seperti itu
” Iya jam 9an dech kayaknya papah sampai rumah ya mah ?? ” Kata papah setengah bertanya pada mamah yang dijawab dengan anggukan mamah,..” Yawda gapapa, nanti kita pergi ya minggu depan waktu papah udah pulang, kamu udah libur-kan ?? “Tanya papah,..Untung saja Papa gak curiga dan marah, ya walaupun Papa terlihat segitu baiknya, namun soal waktu dan pulang malam dia sangat-sangat Bawel, ya menurut dia gak pantes untuk wanita seperti aku pulang terlampau malam,..
” Iya pah, bener ya..hehehe ” aku tersenyum rindu rasanya untuk kami sekeluarga bisa bertamasya, papa terlalu sibuk dengan pekerjaannya sekarang, mendengarnya saja sudah bisa mengingatkan ku pada masa-masa terdahulu saat kami masih memiliki waktu yang luang untuk bisa bersama-sama..
” Tuan, mobilnya sudah siap ” Sela Jarwo, supir Papa mengingatkan majikannya, perawakannya sedang dengan rambut yang dipotong pendek mirip Tukul, giginya ompong lagi, tapi orangnya setia dan bisa diandalkan sudah 15 tahun dia ikut Papa,
” Ok, makasih ya Wo ” Jawab Papa, ” Tolong koper saya dibawa saja dulu ke bagasi “
” Baik Tuan ” Jarwo pun berbalik sambil mengangkat Koper yang terletak dekat cabinet,..
” Yawda, papah berangkat dulu aja, nanti ketinggalan pesawat lagi ” ingat Mama,.
” Iya dech,.. ” Papa pun mencium kening mama ” Papah berangkat dulu ya Mah , Jenny ” pap pun mencium sayang pipi-ku,,.Geli dech rasanya saat kumis papa menubruk pipi-ku, tapi aku tahu itu tandanya dia sayang sama aku…
Aku pun gantian mencium Papa,..Kami pun berjalan keluar menuju teras, sementara Jarwo membukakan pintu mobil buat Papa..
” Jenny , jangan nakal-nakal ya.. Jagain Mama, awas ga ada Papah pulang malem-malem ya “.. Dari nadanya terdengar dia sedikit khawatir, aku tahu andai saja masih Ada Samuel, Adik kembar-ku yang meninggal waktu berumur 3 tahun pasti Papa lebih tenang meninggalkan keluarganya,..
Setelah kematian Samuel, Mama berusaha mengandung lagi namun beberapa kali dia keguguran, hingga Papa melarang mama untuk hamil lagi, padahal justru Opa dan Oma begitu cerewet menginginkan cucu lelaki,..
Papa pun melambaikan tangan dari balik kaca mobilnya, sebelum mobil-nya berjalan mengantar Papa pergi ke bandara..
Aku dan Mama pun berjalan masuk…Baru beberapa langkah Mama sudah berbicara..
” Jenny, kamu kemarin pulang jam berapa ?? Jangan bohong ke mama “
Aduh mati aku,.. ” Ya jam segitu mah, jam.. hehehe “

” Nakal ya anak Mama, Mama tidur jam 12 kamu masih belum pulang, Mama ga mau aja kamu diomelin ma Papa tadi “
” Iya dech Mah, maap Jenny ga gitu lagi ya..Janji ” Kataku sambil mengacungkan jari kelingkingku membuat janji ke Mama..
” Nakal kamu ya..heehehee ” Mama gantian memeluk ku sekarang,..” Kamu mau sarapan sekarang ?? ” Tanya Mama..
” Nanti dech mah, aku masih ngantuk banget tidur dulu ya ?? ” Rayuku
” Ya sudah, tapi sebelum jam 9 kamu bangun ya..Mama mau pergi belanja, temenin Mama ya ?? ” Ajak Mama
” Siap Bozzz hehehee ” Jawab-ku..
” Ya kamu tidur dulu sana sayang.. ” kata Mama,.
Aku pun mengangguk sambil melangkah ke tangga menuju kamar tidurku Itulah keluarga ku terkesan begitu sempurna untuk-ku, dimana semua yang orang-orang inginkan hampir aku miliki semuanya, andai semuanya sesempurna itu, hingga aku pun selalu malu untuk mengakui betapa rusaknya aku, bagaiamana kalau Papa sampai tahu , anak kesayangannya ini sudah tidak suci lagi, bagaiamana bila mama tahu kehidupan-kehidupan malam-ku,..aku benar-benar tak mampu membayangkan bila semua ini sampai terbuka dihadapan mereka.Tak mampu aku membayangkannya, namun andai semua sesempurna ini..
Berat sekali rasanya mataku, begitu sampai di kamar tak berapa lama aku pun langsung terlelap..
Tak percaya rasanya Arno dan Jarwo melakukan ini pada diriku, padahal mereka tahu di dapur ada Mama dan Bok Inem, bagaimana bila mereka sampai mendengar desahan-ku, namun dibawah ancaman mereka, apalagi mereka sengaja menjebak dengan merekam adegan yang aku lakukan bersama ( Cowonya Jenny ) sebulan yang lalu, aku tak pernah sadar kalau setelah rumah kami yang dibobol maling bulan lalu Papa sengaja menaruh kamera rekaman di ruang tamu,.. Padahal pagi ini semua terasa biasa..
> Jennifer Sex Addict 2 : My Family , My Home , and My Bad Luck <
” Wo, No Mama kemana ya ?? ” tanyaku pada Jarwo dan Arno yang kebetulan sedang lewat di taman,..sementara aku menikmati udara pagi sambil meminum susu hangat buatan Bok Inem , pantulan-pantulan cahaya dari kolam renang membuat taman-ku itu terlihat lebih menawan. Karena itu Aku, Papa dan Mama sering menghabiskan hari minggu pagi kami disini, sambil menyantap sarapan kami..
” Katanya pergi belanja non, tadi saya mau antar tapi Nyonya pergi sendiri,.. ” Jawab Jarwo. Sambill membungkuk sopan,..
” Oooo ” Kata-ku, sambil mengangguk mengerti ” Ya udah, oh iya kalo ketemu Bok Inem atau Odah, tolong kasih tahu bawain handuk saya ya, saya mau berenang “
” Baik non, ada lagi ?? ” Kata Jarwo, dan Arno si satpam berbarengan, aku pun menggelengkan kepala, tak lama mereka pun melangkah pergi dengan sopan,…
Namun aku merasakan sedikit kejanggalan, tatapan mereka seolah menelanjangiku yang sat itu hanya berbalut Daster biru tipis yang mencetak pakaian renang two piece,..
Berbeda dengan tatapan mereka selama ini, namun aku tak mau terlalu ambil pusing dengan yang seperti itu, tak lama Odah dating membawakan handuk untuk-ku, setelah menghabiskan susu hangat-ku di cangkir aku pun langsung meloncat ke dalam kolam…
Beberapa menit aku berenang sendirian, hingga terdengar suara Mama memanggil dari tepi kolam,..
” Jenny ” panggil mama, aku pun berenang mendekat,..
” Kenapa Mah, dah pulang tumben cepet ?? ” tanyaku ” Dari mana ?? ” sambil memuncratkan air kearah Mama..
” Dasar kamu.. ” Mama tersenyum karena candaanku,..” Dari SuperMarket ” lanjutnya.
Tak lama Bok Inem, datang dari arah garasi sambil menenteng belanjaan, ” Taruh di dapur aja Nem ” perintah Mama..
” Baik nyonya.. ” Bok Inem pun berjalan kearah Dapur,,
” Anak Mama udah sarapan belum ?? ” Tanya Mama,.
” Udah ” Jawabku manja, ” Tapi mau telur keju donk ya ?? “
” Hahaha, dasar kamu, manja ya anak mama , nanti Mama suruh Bok Inem bikinin ya..Kamu berenang dulu aja sana ” Mama pun berdiri,..
” Makacih Ma..hehehe ” Kataku lagi, sementara Mama membalas dengan senyuman..
Taklama Bok Inem membawakan sepiring telur keju kesukaan ku, aku tak menyadari bahwa dari arah Ruang Tamu yang hanya berbatas Kaca dengan kolam renangku itu, Jarwo dan Arno orang duduk di kursi Tamu dengan tanpa sedikit pun Sopan santun, kaki mereka naik keatas meja, sambil terus memperhatikan gerak-gerik ku sejak tadi,..
Mereka tampak menikmati tubuhku yang mengkilat karena pantulan cahaya matahari yang terpantul dari tubuhku yang basah…Sambil tertawa cengengesan
Selesai makan aku pun berenang lagi beberapa saat, sebelum akhirnya kembali naik dan mengambil handuk sambil menyeka tubuhku yang basah, aku melihat kekiri kekanan, mengawasi sekelilingku, aku benar-benar tak menyadari saat itu kalau Jarwo dan Arno bersembunyi di ruang tamu, memperhatikan-ku,..
Aku benar-benar tak sadar hingga dengan santainya membuka pakaian renangku yang sudah tak nyaman digunakan karena basah itu,.. dengan santai aku membuka set bikini ku yang memang agak sedikit ketat itu, hingga bila ku gunakan membuat seolah payudaraku mau tumpah,
Tanganku meraih simpul bikini di punggungku, perlahan ku-tarik tali yang mengikatnya hingga lepas, belum lagi tubuhku yang sedikit basah itu membuat kedua orang itu begitu menikmati detik-detik setiap adegan payudaraku dan putingnya yang terpantul oleh sinar matahari..
Aku yakin penis Jarwo dan Arno saat itu sontak berteriak kencang, belum lagi aku masih dengan sangat PD-nya memelorotkan celana dalamku, memang sich mereka hanya melihat dari belakang, namun itu sudah cukup untuk mereka berfantasi menyaksikan bokongku yang padat berisi..
Aku pun berganti dengan daster yang tadi kupakai, sebelum berjalan masuk, memotong kea rah ruang keluarga, namun saat memasuki ruang keluarga aku menyadari ada orang yang duduk di ruang tamu, perlahan aku mendekatinya kalau-kalau ada tamu Mama, dengan rambut yang masih basah dan handuk melingkar di pundakku..
Betapa kagetnya aku saat melihat Jarwo dan Arno yang duduk dengan posisi seperti di warung kopi, terlebih Jarwo yang duduk di bangku Papa biasa menerima Tamu..
” Wo !! No !!! Apa-Apaaan luu !! ” Bentak-ku melihat kelakuan mereka…
” Hehehe, sabar non, ada yang mau kita omongin nich.. ” Jarwo panic, sambil mengangkat jari telunjuknya ke bibirnya melarangku untuk berteriak,..
Arno mengeluarkan sekotak HD video dari kantongnya, sambil berjalan kearah TV di ruang tamu dan menyalakan HDPlayernya,…
Begitu Tv itu menampilkan isi dari video itu, aku hanya bisa diam seribu bahasa..Adegan percintaanku dengan Andre di ruang tamu ini dulu, memang tak tampak wajahku disana, yang membelakangi kamera namun orang-orang yang mengenaliku.
” Kalian, kalian mau apa ?? “.. Tanyaku panik ” Uang ?? “
” Ga koq non, kita bukan mau meres, disini gajinya bagus, ” cengeges Jarwo, yang tampaknya otak dari semua ini, ” Cuma mau kayak yang di TV ” lanjutnya
” Kalian gila.. ” ingin rasanya aku menangis malu, ” Matikan-matikan “
Arno pun mematikan TV dan mengeluarkan kaset videonya,..” Jadi gimana non?? ” tanyanya…
” Jangan pak saya mohon.. ” Aku memelas
” Gimana ya kalau Tuan dan Nyonya tahu ” kata Jarwo mengancam, aku tak dapat membayangkan kalau Mama dan Papa tahu, jelas ini akan menjadi aib besar bagi keluarga ini,…Aku berfikir keras, namun dalam hati aku mulai terangsang membayangkan tubuhku diantara tubuh-tubuh kekar mereka..
” Gimana Non ?? ” Tanya Jarwo, mambangunkan ku dari lamunan..
Dan sialnya mereka bukan hanya kacung-kacung gagap teknologi, buktinya mereka berhasil merekam adegan bercinta-ku saat itu, ada sedikit kekawatiran mereka meiliki copyanya, sehingga ini bukan pekerjaan satu kali beres..
Desiran seksualku ingin mengiyakan, namun melakukan dengan orang-orang rendah seperti mereka tentu membuatku sedikit risih dan jijik, namun aku tahu tubuhku sendiripun mulai bereaksi menikmati sensasi ini, pikiranku mulai berfantasi membayangkan mereka yang akan segera menyetubuhiku dan itu membuatku sedikit naik..
” Ga ada copy-anya kan ?? ” tanyaku,..
Jarwo menggeleng, ” Ga non, saya gak ngerti sich hahaha ” Lanjut Jarwo meyakinkan…
” Jadi ?? ” Tanya Arno
Aku pun hanya dapat mengangguk mengiyakan..
” Nah pinter , Ayo non sini ” Ajak Jarwo agar aku naik dalam pangkuannya menghadap kearah wajahnya, aku hanya dapat pasrah mengikuti instruksinya..Sedangkan Arno hanya cengegesan saja sambil mengawasi keadaan, Mulut bau Jarwo melumat payudaraku yang masih dibangku pakaian tidurku, ” Kenyal banget non, pasti asyik nich, pacar-pacar non pasti puas banget ya..” Dia terus berkomentar sementara tangan-nya yang satunya meremas-remas payudaraku…Terkadang menarik putingku yang berwarna kemerahan itu…
” Aaah, pak pelan… ” pintaku..” Hmmm ” aku tak kuasa menahan desah saat Jarwo mengigit putingku..sementara aku dapat merasakan penisnya yang makin mengeras menekan selangkangan-ku yang tak terbalut celana dalam..,
” Biar enak jangan teriak-teriak gitu donk non, mau ketahuan orang-orang ya..” sambil melumat bibirku, lidahnya menari dalam mulutnya, bau sekali dan terasa jijik , namun tangannya terus meremas payudaraku membuatku sedikit melupakan bau mulutnya dan mulai membalas permainan lidahnya, sedikit menahan desahan dari mulutku..
” Liat No, pantatnya, montok bener ” Jarwo setengah berbisik memanggil Arno, sambil menyingkap dasterku, membuat paha dan bokongku terlihat oleh Arno,..Arno pun menimpali..” Ya iyalah Wo, bego banget lu, lu liat sendiri nona cantik kita ini selalu olahraga, tadi aja lu liat sendiri dari jauh aja udah sekel gitu, ga kayak bini lu dah tua , jelek lagi..” Ejek Arno terkekeh, sambil kembali memperhatikan situasi..
Sedikit Jarwo membuka dasterku hingga payudaraku yang memang tak berbungkus apa-apa itu langsung terpampang didepan kedua bola matanya,, Jarwo menyeringai sebelum dengan lidahnya menyentil-nyentil puting susu-ku, sesekali membuat pentil ku terpental atas bawah, sebelum melumatnya, aku dapat merasakan giginya yang agak jarang itu pada permukaan payudaraku, sesekali puting payudaraku menganjal diantara gigi ompongnya, Hmmm, memberikan sensasi tersendiri yang aneh namun membuatku nyaman..
“Hmmm, paaakk” aku tak kuasa mendesah, berbisik di telinganya,..tanpa sadar aku pun mengeluarkan lidahku menyentil telinganya, terangsang Jarwo makin liar mengerogoti payudaraku, kiri kanan, kiri kanan..makin lama makin liar, membuatku makin lupa dengan siapa aku sedang bercinta, belum lagi rasa tegang takut ketahuan oleh mama di dapur membuat jantungku makin berdebar kencang memacu hasratku untuk bercinta, pikiranku terus berimajinasi menikmati ‘pemerkosaan’ ini…
Jarwo mulai menurunkan dasterku, hinga menghilang dari pundaku , memberikan-nya akses yang lebih leluasa untuk menjelejah di dadaku, makin lama permainanya makin kasar dan liar, belum lagi lidahnya yang terus berkelana menyusuri tubuhku, membuatku bergidik saja,..
Dasterku yang tertahan diperutku itu, ditarik naek oleh Jarwo, kini dia menatap vaginaku yang belum sempat dilihatnya dari tadi, segaris bulu kemaluan yang tak lebat itu mengundang decak kagumnya,..
” Hmm , mank kayaknya ga lebat ya non,.. ” Komen-nya sambil menyentuh-nyentuh bulu kemalaunku,.. ” lembut, berarti ga dicukur..hahaha “
Jari-nya kini mulai terselip dalam vaginaku sementara Jarwo masih berusaha memfrenckiss ku, aku tak lagi kuasa untuk menolak, apa lagi Jemari Jarwo mulai terselip dalam vaginaku dan mencari klitorisku, yang membuat vaginaku sedikit basah merasakan sentuhan jemarinya,..
Akhirnya dia berhasil menemukan klitorisku, digeseknya sambil sesekali menekannya, wajahku langsung berubah menikmati desiran ini, putting payudarku mulai mengacung akibat hisapan Jarwo dan juga rangsangan dari klitorisku, tertawalah Jarwo melihat majikannya ini tak berdaya..
” Uhhh , Uhhhh ” ” hmmmm ” Aku hanya dapat mendesa kecil, payudaraku kian mengencang, belum lagi vaginaku yang mulai basah,..
” Wangi non..masukin ya ?? ” Tanya Jarwo berbasa-basi..
Aku pun hanya dapat mengangguk saja, apalgi penis Jarwo yang tadi menekan-nekan itu tampaknya demikian keras dan kuat, pendapatku tak salah, saat Jarwo memelorotkan celananya sebatan penis yang laur biasa keras kini mengacung tegak tepat dibawah vaginaku..
” Ayo naikan dikit non ” pinta Jarwo sementara penisnya sudah mengacung tegak, keras di muka pintu kenikmatanku, aku pun hanya dapat menurut, tangan Jarwo sempat beberapa kali mengosok permukaan vaginaku, seperti memastikan sesuatu,..terkadang menyentil-nyentil klitorisku membuatku mendesir nikmat..
Hingga akhirnya Jarwo pun menyuruhku menurunkan pinggulku, aku dapat merasakan bagaimana penisnya mulai menyeruak masuk dalam vaginaku, membuatku mendesah tertahan tiap kali penisnya masuk tiap inci memberikan kenikamatan ditengah rasa sakit, demikain juga Jarwo yang turut mendesah menikmati bagaimana vaginaku menjepit penisnya..
Penis Jarwo begitu keras menusuk masuk dalam vagina-ku, tidak panjang namun keras sekali menusuk vaginaku, rasanya seperti sebuah tongkat masuk dalam vaginaku, walaupun aku belum pernah merasakannya,..Aku hanya dapat menutup mataku menikmati penisnya dalam vagina-ku, demikian juga Jarwo yang tampaknya menikmati himpitan otot-otot vaginaku yang membungkus penisnya,..
“Gila non, sempit, enak banget kayak berdenyut lagi.. ” tak jelas Jarwo menyindir atau menghinaku..”Pacar-pacar non kecil-kecil ya, masih rapet banget non” , Arno si satpam itu pun tampak tergoda mendengarkan kata-kata Jarwo, sambil senyum-senyum sendiri, sementara aku masih sedikit kaget dengan penis Jarwo dalam vagina-ku yang demikian keras,..Sampai Jarwo menghentak pinggulnya, hingg apenisnya mulai naik dalam vagina-ku sebelum kemudian hentakannya mulai sering, membuat vaginaku mulai membasah memberikannya keleluasaan untuk makin cepat memacu-ku..
” Ohhh ” aku pun makin sering mendesah sebelum dihentikan oleh lidah Jarwo yang kembali masuk dalam mulutku, aku pun segera membalas, mengurangi desahanku yang makin menggila, nikmat sekali rasanya, belum lagi dipacu rasa takut yang membuatku makin menikmati ini semua, , Tangan Jarwo pun tak pernah berhenti mengerayangi payudaraku, memilinnya, mengerayanginya, menambah semua rasa nikmat ini..
Tangan Jarwo pun begitu kasar mengerayangi vaginaku, terkadang menampar bokongku hingga memerah seolah meminta aku menaikinya lebih cepat, lebih cepat lagi,..berada diatas justru membuatku lebih mudah membuat ritme yang nyaman buatku, namun terkadang ritme itu seolah membosankan bagi Jarwo, sehingga memintaku lebih cepat memacunya..
Tangan Jarwo yang satunya mengengam rambutku agar tak berantakan, lagipula tampaknya dia menikmati bagaimana mimic ku wajahku saat ini, terkadang aku hanya dapat menutup mata memandang wajah Jarwo yang luar biasa jelek itu, dengan bekas bopeng diwajahnya membuat dia lebih buruk lagi..
Sesekali aku mengigit bibir bawahku ya sekedar menetralisir rasa nikmat oleh goyangan ku sendiri, sesekali memang Jarwo yang pegang kendali pinggulnya dinaik turunkan menekan masuk dalam vaginaku, wow, rasanya luar biasa bagaimana penis kekar itu membelahku,..
Lidah Jarwo pun tak berhenti sekedar menciumi ku, terkadang lidahnya memoles wajahku sambil menceracau tak jelas,..
” Wajah non cantik sekali.. “
” Licin banget non … “
Ataupun bermain dengan telingaku membuatku makin terangsang menikmati ‘ini’
Jarwo memindahkan kaki ku dari bersimpuh kearah pundaknya, dengan begitu membuatnya makin mudah menerobos vaginaku, kini kendali permainan benar-benar ada ditangannya, kini aku tak dapat lagi mengontrol nafas untuk mencegah diri-ku mencapai organsme dengan cepat,
Namun baru 5 menit aku dipermainkan, sungguh aku tak mampu lagi bertahan lebih lama, hingga dalam satu tarikan nafas yang tak tertahan lagi itu, aku pun tak kuasa membendung puncak kenikmatan yang begitu dahsyat…
” Hmmmmmm.. ” Desahku ditengah ciuman Jarwo, memancing Arno untuk melihat kearah kami
Arno hanya dapat melihat takjub saat aku mencapai organsme, seluruh tubuhku menelikung, sementara cairan vaginaku yang begitu banyak sampai menetes ke lantai, untung tidak mengenai karpet ruang tamu itu,..
Aku melihat Arno yang tampak sudah tak tahan dan mulai memelorotkan celananya sambil melangkah mendekat, sementara Jarwo begitu menikmati hasil kerjanya yang telah membuatku mencapai klimaks itu,..
” Enak ya non?? Ampe meleleh begitu.. ” . Aku pun hanya dapat mengangguk lemah, sementara Arno berdiri dihadapanku,
” Gila Wo, gue dah ga tahan nich ” Kata Arno sambil tertawa, celananya tertahan di kakinya sementara penisnya yang telah menegang itu tepat di samping wajahku..
” Hahaha, emank mantep majikan kita No ” Komentar Jarwo, Tiba-tiba Arno pun menamparkan penisnya pada wajahku, ” Hmmm, pak.. ” Protesku..
Penisnya memang panjang namun tidak sekeras Jarwo hingga dapat dipecutkannya pada wajahku,..” Maaf non.. ” Arno berbasa-basi, pengen nyobain non ngemut nich.. hehehe ” tanpa rasa malu Arno menuntut-ku untuk mengoral penisnya..
Sementara Jarwo terus memompaku, membuat ku sulit untuk sekedar menolak permintaan Satpam gendeng itu, ” Hmmm, ga ahhh paaakk, jijjjiiik ” aku menolaknya halus,.
Namun Arno menjawabnya dengan tamparan penisnya pada wajahku, sementara Jarwo pun mulai memaksaku memenuhi tuntutan temannya itu,..
” Ayo lah non, daripada kita langsung bedua ngerjain non ” ancam Jarwo, ditengah tawa kecilnya,..Arno pun mengiyakan dan mengacungkan penisnya didepan mulutku,..aku pun hanya dapat mengiyakan, perlahan aku membuka mulutku, namun saat Jarwo dengan brutal mencengkram payudaraku, aku pun mambuka mulutku lebar-lebar, sambil berusaha menahan agar tak berteriak kesakitan, kesempatan itu langsung dimanfaatkan Arno untuk menyodokan penisnya dalam mulutku,..
” Mmmmmpphh ” Aku gelagapan dihadiahi penis yang tersodok dalam mulutku, ” aku menatap wajah Arno yang hanya dibalasnya dengan senyuman licik,..penis itu serasa membuat seluruh ruangan dalam mulutku penis, belum lagi masih ada sebagian penisnya yang berada diluar mulutku,
Jarwo yang tiba-tiba menggerakan pinggulku kekanan-kiri, membuatku bagaikan mengulek penisnya, aku pun mulai aktif bergerak sesuai keinginannya, bagaiakan gerakan membor yang membuat Jarwo merem melek menahan nikmat,..
Sementara Arno pun tak mau kalah start dengan temannya, dia menahan kepalaku, sementara mulai mengoyangkan pinggulnya menyodok-nyodokan penis dalam mulutku, puas dengan boranku, Jarwo pun mulai kembali menghentak-hentakan pinggulnya kembali mengerakan penisnya naik turun dalam vaginaku,…
Penis dalam mulutku itu membuatku tak tahu harus apa, sungguh aku binggung pemerkosaan dengan mata tertutup itu tak memberikan-ku banyak pengetahuan tentang oral sex, sementara Arno pun mulai memberikan petunjuk padaku untuk memberikannya rasa nikmat, aku pun hanya bisa menuruti keinginannya,
” Ayo non, tangannya dipake buat ngocok juga ” Perintah Arno, sementara terkadang Jarwo menusuk-ku dalam-dalam yang membuatku memiawik tertahan..
Tangan kiriku pun meraih penisnya yang berbulu lebat itu sambil mengoyangkan tanganku mengocoknya, mulutku pun masih menahan penisnya didalam…
” Nah pinter, sekarang coba dijilat pake lidah non,..” aku tertegun mendengarnya..Namun dalam hatiku pun aku mau saja mengikuti keinginannya ‘Suck up dirty of me’ ..Kukeluarkan penisnya dari mulutku, kutatap kepala penisnya yang bagaikan helm mengkilat karena ludahku, perlahan kujulurkan lidah-ku menyentuh kepala penisnya..
” Ohhh, nonn enak.. ” saat lidahku menyentuh garis di kepala penisnya, Arno tampak menikmati sentuhan lidahku, namun bagiku terasa aneh dan menjijikan penisnya terasa asin sementara sedikit aku merasakan penisnya kian mengeras dalam balutan lidahku pada batang penisnya..
Tak pernah berhenti Jarwo memompaku, sementara aku masih sibuk memoles batang penis Arno, terkadang aku menjilati penisnya sampai kepangkal yang dipenuhi bulu-bulu kemaluannya yang lebat, bau memang, namun mendengar dia mendesah menikmati permainan
Jarwo menurunkanku dari pangkuannya dan merebahkan-ku di atas sofa, sementara diangkatnya kedua pahaku pada pundaknya, sebelum akhirnya dia kembali mendaratkan penisnya dalam vagina-ku..
” Hmmm ” aku mendesir sesaat saat penis Jarwo kembali memompaku, nikmat sekali harus kuakui, rasa Seks yang seperti ini yang telah lama aku cari, Arno tiba-tiba mengankangiku dan meremas payudaraku, setengah duduk dia diatas perutku, ditaruhnya penisnya yang panjang itu diatara belahan payudaraku, smentara tangannya menekan dari dua sisi, taklama dia pun mengayunkan pinggulnya bagaikan menyetubuhi payudara-ku…
Rasanya aneh, sakit memang saat payudaraku ditekannya untuk menjepit penisnya, namun ada semacam perasaan nikmat, belum lagi Arno tak hanya sekedar menekannya kadang dia bermain dengan putting payudaraku menekannya, menariknya, sungguh liar fantasi seksualnya..
Menyaksikan penisnya yang muncul tenggelam dari payudaraku, sementara penisnya pun seperti akan menyeruduk-ku, wow membayangkan penisnya itu yang hanya beberapa centi dibawah mulutku, ingin rasanya memasukan penis itu ke mulutku, namun jelas tak mungkin aku yang memintanya..
Jarwo pun masih begitu liar mengerjaiku, penisnya yang kekar itu bagaian memporak pondakan vaginaku, seluruh otot vaginaku dapat merasakan tiap sodokan penisnya yang membuatku melayang makin dalam, terkadang dia mencabut penisnya sebelum memasukannya lagi dengan satu hentakan untuk memberikan sensasi yang berbeda,
Kadang dia begitu cepat menyodok-nyodokan penisnya, namun terkadang perlahan membuatku terbuai dalam irama permainanya. Melayang tinggi menikmati tiap momen penis Jarwo menembusku, ditambah lagi Arno yang sibuk bermain dengan payudaraku…
Jarwo menggila, penisnya terasa makin mengeras diantara jepitan otot vaginaku, makin cepat dan dalam menembus tubuhku, nikmat sekali hingga membuatku tak dapat bertahan lagi mengekang puncak kenikmatan yang sebentar lagi kuraih, tubuhku mengejang, punggungku sampai terangkat yang membuat Arno tertawa melepas tangannya yang bermain dengan payudaraku, membuat penisnya juga tak lagi menempel didadaku,..
” Aaaahhh… ” Satu organsme dahsyat disusul sebuah organsme lainnya, yang menguras seluruh tenaga-ku, sementara Jarwo makin cepat memompaku, sebelum akhirnya tiba-tiba, aku dapat merasakan lelehan sperma yang menyembur dalam vagina-ku…
Membuatku tersadar,..sementara Jarwo dan Arno hanya terkekeh penuh kemenangan, sebelum Jarwo mencabut penisnya dari vagina-ku, aku dapat menyaksikan penisnya yang terkulai tak seperkasa tadi dengan mata sedikit tertutup dan air mata yang mulai menumpuk di mata-ku,..
Penis Jarwo bercampur dengan cairan cintaku dan lelehan Spermanya,…
” Maap non,, hehehe ” Kata Jarwo enteng,..
” Jangan pak, saya mohon jangan di dalam saya mohon, saya gak mau hamil pak,..” Aku tahu hari ini bukan masa suburku, tapi rasa takut itu masih saja ada…
” Ya lu Wo, suka sembarangan aja … ” Arno mencela Jarwo sambil terkekeh-kekeh entah apa maksudnya..
” Lagi lu bikin jadi becek gini… ” Lanjut Arno sambil menunjuk vaginaku yang masih basah oleh lelehan sperma Jarwo, Arno duduk di sebelah tubuhku yang lunglai kelelahan akibat permainan mereka tadi,..
” Iya-iya map non, ” Jarwo menjawab dengan sedikit tawa tersirat,.
Aku kira semua ini telah berakhir, namun harapan tinggal lah harapan, belum lagi rasa takut kalau-kalau Mama, Bok Inem, ataupun pembantu-ku yang lainnya sampai melihat kejadiaan ini, maka habislah sudah,..
Aku pun memohon dengan ketakutan.. ” Pak, udah ya, kan saya cape.. ” pelas-ku..
” Ah, baru begini non, saya kan belum.. ” Protes Arno, sementara tangannya mulai mengerayangi pahaku, makin naik kearah pangkal…
” Liat nich Wo kerjaan lu, ” Kata Arno kepada Jarwo, saat tangannya mulai memasuki wilayah vaginaku, jemarinya yang besar dari tanganya yang kekar itu mulai menyelip masuk, membuatku tak lagi dapat banyak bicara menikmati sensasi yang tersaji..
Jemarinya menyeruak masuk perlahan, menyapu sisa-sisa sperma yang ada dalam vagina-ku, bergoyang kekanan kekiri di dalam vagina-ku, memberikan semacam rasa nyaman yang terlarang…Mataku mulai merem melek menikmati permainan Jari Arno yang seolah sengaja memancing birahiku,..
Sperma yang menempel ditanganya terkadang di bersihkan pada tissue yang diberikan Jarwo, namun sebagian terkadang justru di olehkan ke dadaku, jijik sekali aku belum lagi terbiasa oleh bau dari sperma itu, sementara sperma yang ada didalam vaginaku ternyata banyak juga sehingga membuatku sedikit khawatir,..
” Gila, pejuh lu banyak amat Wo..Hahahaha ” Kata Arno, sementara Jarwo hanya menggeleng,..” Tenang aja non, Dah saya bersihin tuch,.. ” Lanjut Arno
Namun tangan Arno yang ada dalam vaginaku belum ditariknya, Arno tersenyum kecil kearahku, sebelum kembali menggerakan jemarinya dalam vaginaku, tak lama jari yang mengorek dalam vaginaku justru bertambah, bergerak cepat keluar masuk dalam vaginaku, namun terkadang perlahan menyusuri tiap centi liang vaginaku, membuat tubuhku bergerak tak karuan,..
Aku meraih bantalan sofa untuk menutupi mulutku yang mulai mendesah kencang, khawatir kalau saja ada yang mendengarnya, sementara tanganku memegangi perutku yang datar itu, sesekali menahan tangan Arno yang sadang menyerang masuk vaginaku,…
Arno nampaknya belum puas melihatku mendesah tertahan tak karuan seperti ini , dengan semangat yang makin menjadi, tangannya memompa makin cepat membuat tubuhku sampai membusung keatas..
” Hahahahaha ” Riuh suara tawa mereka, meski mereka menahannya agar tak terlalu nyaring terdengar, tampaknya mereka puas sekali melihat tubuhku yang kelojotan tak karuan itu,…
” Hebat ya non, bisa sampai begitu,.. ” komentar Jarwo,..
” Hahaha, ampe bikin rasanya gimana gitu ” Arno pun ikut-ikutan, sambil menraik jemarinya yang basah oleh cairan kewanitaan-ku, melihat tanganya yang begitu basah membuat Arno kembali tertawa..
Arno dengan sengaja menyodorkan jemarinya pada mulutku, aku berusaha mengelak sebelum dengan kasar dia menekan kepalaku, dan memaksaku membuka mulutku menjilati jemarinya..
” Gitu donk non, ayo sekarang berdiri.. ” aku tak punya pilihan lain selain menuruti kemauanya, lututku rasanya gemetaran saat aku berdiri, lemas sekali rasanya menikmati pemerkosan ini, orang-orang ini berbeda dengan partner seks ku yang sudah-sudah mampu bertahan jauh lebih lama, belum lagi perbuatan-perbuatan mereka yang menjijikan justru memberikan sejenis kenikmatan yang berbeda..
Arno memposisikan-ku hingga bertumpu pada belakang sofa, setengah membungkuk, sementara dia berjalan kebelakangku dan langsung mengesek-gesekan penisnya di bibir vagina-ku, dia tampak menikmati bagaimana penisnya bersentuhan dengan bibir vagina-ku, sebelum perlahan dimasukannya penisnya itu dalam vaginaku, perlahan sementara kedua tangannya mencengkram pinggulku,..
Perlahan penisnya menyeruak masuk, terasa sekali sesekali dia menarik keluar penisnya sebelum berusaha memasukannya lebih dalam.. ” Gila, masih peret aja ” katanya..
Jarwo pun menyeletuk, ” Iya itu, gila enak banget kan. ” mereka terkekeh kecil, sementara Arno pun masih berusaha memasukan sisa penisnya yang masih tersisa diluar vaginaku..
Penis itu panjang sekali, aku pun hanya dapat mencengkram pinggiran sofa tempatku bersimpuh , sekedar mengurangi rasa sakit yang nikmat ini , beberapa menit Arno berusaha memasukan penisnya, berulang-ulang hentakan-hentakan kerasnya memaksaku sedikit mendesah menahan nikmat, hingga akhirnya dengan satu hentakan kuat Arno berhasil memasukan penisnya amblas seluruhnya..
” Uaaaahhh , akhirnya ” Katanya, sementara aku hanya dapat mendesah sambil membenamkan wajahku ke sofa menahan sakit..Vaginaku serasa perih berdenyut, yang justru menurut Arno benar-benar enak tersirat dari komentar-komentarnya, selama beberapa saat menikmati jepitan vaginaku pada penisnya..
” Udah siap non, gila bisa berdenyut-denyut gini memiawnya hehehe ” cengeges Arno..Kali ini Jarwo tak ikut berkomentar, hanya duduk di kursi tempat biasa Papah duduk, sambil mendiamkan penisnya yang kelelahan dan sudah lunglai, ingin rasanya marah melihat dia duduk di kursi Papah, kesal sekali rasanya,..
Namun belum sempat aku berfikir untuk menyuruh Jarwo pindah tempat duduk, Arno sudah terlebih dahulu mengehentakan penisnya dalam vagina-ku, ditariknya penisnya dalam vaginaku, beberapa saat kembali penisnya menghujam vaginaku…
Terus menerus berulang kali dengan kecepatan yang terus bertambah, sementara tangannya mencengkram erat pinggangku bunyi tumbukan penisnya dengan bokongku, menimbulkan bunyi khas yang menarik perhatian Jarwo,..
” Nah itu dia, bunyikan No, gila enak banget bokongnya sekel ” yang diamini Arno.. ” ya mank matep Wo, ga nyesel dech kalo mati dah nyobain yang begini.. ” Sialan ingin rasanya aku menghabisi mereka yang menghina-ku seperti ini tapi, jujur memang enak sekali menikmati penis Arno yang panjang ini, rasanya berbeda dengan kenikmatan yang diberikan penis Jarwo yang kekar itu…
Sementara hentakan Arno makin keras yang membuat payudaraku terpental kesana-kemari, sebelum ditangkap oleh Tangan kanan Arno, ” Kenapa Non ?? makanya punya toked jangan gede-gede, hehehe.. ” ejeknya, seketika dia langsung meremasnya dan menarik-narik putting susuku bagaikan mau memeras susu..
15 menit dalam posisi itu, membuatku mulai mabuk dan tak kuasa menahan desiran nafsu yang memuncak, hingga sebuah organsme kecil menerpaku,.. ” Hmmmm ” aku pun setengah menahan desahan yang kunikmati setiap momen-nya, tampaknya Arno pun menyadari jepitan vagina-ku pada penis-nya yang menguat..
” Kenapa non, enak ya ?? ” tanyanya.. Untung aku masih bisa menahan diri untuk tidak mengangguk,,..
Tiba-tiba Arno mengangkat tiba-tiba mengangkat kaki kananku ke pundaknya, untung dia pendek hingga aku tak perlu berjinjit, sementara penisnya tak pernah berhenti keluar masuk vaginaku, bahkan dengan posisi ini aku dapat menyaksikan bagaimana penisnya keluar masuk, gila aku tak pernah menyangka aku dapat menampung penis sepanjang ini..
Sementara payudaraku yang sudah tak dicengkram lagi oleh Arno, bagaikan perputar-putar mengikuti goyangan Arno pada tubuhku, melihatnya Jarwo kembali menegang dan melangkah ke dekat-ku…
” Gila No, nich toket mental-mental gini..hahaha ” Risih sekali mendengar komentarnya sementara penisnya yang sudah menegang itu hanya beberapa centi di depan mataku., ingin sekali mengigit penis itu..
Dan seperti yang dapat diperkirakan tangan Jarwo langsung mencengkram payudaraku, memilinnya dan mengerayanginya dengan sedikit kasar membuat ku mengerang-erang kecil menahan sakit, payudaraku sedikit memerah karena remasan Jarwo yang kasar..
” Kenapa Non ?? koq ngeliatin tongkol saya aja.. ?? Mau nyobain ya ?? ” Tanyanya setengah mengejek..
Aku pun bergegas mengelengkan kepala, jijik sekali penisnya dari jarak segini saja dapat tercium aroma yang tak sedap, rasanya pasti tak karuan lebih parh dari penis Arno yang sedikit terawat, belum lagi sejak tadi baru kali ini aku dapat melihat penis Jarwo dengan jelas, penisnya keras mengacung meski tidak terlalu besar, namun luar biasa hitam, apalagi bulu-bulu kemaluannya demikian lebat..
” Hehehe, si enon bisa aja..Mau nyusu ya non.. ” Belum lagi aku memperbolehkannya , Jarwo sudah sedikit berlutut mengerayangi payudaraku dengan lidahnya..Memoles seluruh permukaan payudaraku hingga merah mengkilat,…
Sesekali kembali putting payudaraku terselit diantara gigi-gigi ompongnya, tumbukan gusinya dengan payudaraku menimbulkan sensasi berbeda dari sekedar hisapan maupun gigitan pada puting payudaraku…
Jarwo pun menarik tanganku sebelah hingga membuatku sedikit kehilangan keseimbangan, belum puas dia mempermainkan payudaraku,..diarahkannya tanganku kearah penisnya, dipekasanya aku meraih batang kemaluanya yang sudah sedemikian keras, sebelum memaksa ku untuk mengocoknya..
Aku pun begitu menikmati penis yang begitu kekar itu, perlahan aku pun mengoyangkan tanganku menyusuri penis itu, sementara sensasi di vaginaku pun belum lah berakhir, sehingga membuatku semakin gila mengocok penis itu, membuat pemiliknya tersenyum nikmat menikmati service-ku pada penisnya..
Sedikit banyak aku mengalihkan rasa nikmat pada penis yang kugenggam, tumbukan pinggul Arno dan bokong ku membuat bunyi-bunyian yang khas, apalagi penisnya yang sudah basah oleh cairan vaginaku membuatnya makin cepat memompaku,.nyaris aku mencapai organsme dalam posisi ini, namun jelas posisi setengah berdiri begini membuatku kehabisan stamina,..demikian juga Arno, yang kemudian memintaku mengangkang di atas sofa..
Arno kembali menggesekan penisnya pada bibir vaginaku, kini dengan posisi doggy style, sementara Jarwo duduk di pegangan tangan sofa dengan penis yang mengacung tegak..
” Hmmmm.. ” Aku kembali mendesis saat penis Arno mulai tertelan oleh vaginaku…
Seperti kura-kura aku membenamkan wajahku ke sofa itu, menahan rasa sakit tiap kali penis itu menyeruak masuk dalam..sebelum beberapa detik kemudian berganti dengan rasa nikmat,..menikmati bagaimana vagina-ku menjepit penisnya, Arno kembali memacu penisnya keluar dalam, sementara kembali aku harus menahan desah nikmat yang membuat makin gila menahannya..
Jarwo tampaknya belum puas, dijambaknya rambutku hingga aku dapat melihat wajahnya..
” Sakittt, hmmm pak..lepass ” Rintih-ku disela desahan..
” Sepong ya non.. ” Pintanya namun justru jambakannya makin keras, membuatku tak bisa melakukan hal lain selain mengiyakannya..Jarwo kini turun hingga memudahkan ku meraih penisnya,
Perlahan aku mulai memasukan penis Jarwo dalam mulutku, pemilinya merem melek merasakan kehangatan dalam mulutku, cairan ludahku menempel pada penisnya, kepalaku pun mulai naik turun menyantap penis Jarwo, sementara Arno pun malah makin cepat memacu-ku dalam posisi doggy ini,
Sesekali aku menghisap penisnya, namun sejenis cairan aneh muncrat dari penisnya, jijik sekali, aku pun bergegas mencabut penisnya dari mulutku, menatap wajah Harwo yang seolah kecewa, membuatku mulai mencoba menjajaki penisnya lagi, menjilati penisnya dari bagian batang hingga kebuah zakar, sebelum kembali memasukan penisnya ke dalam mulutku,
Dengan menahan jijik aku mulai menambah frekuensi sedotanku, terkadang juga lidaku menyentil-nyentil buah zakarnya membuat Jarwo kelojotan, menikmati tiap momen bagaimana Jarwo terpuaskan oleh permainanku membuat merasa sedikit superior yang membuatku makin giat menyepongnya..
Tiba-tiba, jempol Arno terselip diantara anusku, kaget membuat melepaskan seponganku pada penis Jarwo, kali ini jarwo tak sepasrah tadi, ditariknya kepala ku kearah selangakngannya, tanpa sedetik pun waktu aku pun langsung dipaksanya kembali menuaikan tugas untuk mengoral penisnya,..
Genjotan Arno menggila seolah menyenggol mulut rahimku, hingga membuatku mendesah diantar penis Jarwo, makin gila, makin cepat dan liar membuatku hilang kendali, kini aku tak lagi mampu mengoral penis Jarwo lagi, Arno pun seolah mengerti dan berhenti memaksa ku untuk mengoral penisnya,
Aku hanya kelojotan pasrah, sambil membenamkan wajahku pada sofa untuk mencegah suara ku bergema hingga memancing orang-orang lain dirumah ini, nikmat sekali rasanya didominasi seperti ini, rasa yang jarang aku temukan dari pacar-pacarku, membuatku meledak untuk kesekian kalinya,..
Jarwo dan Arno tertawa melihat tubuhku yang kembali mengejang hebat, mereka tertawa penuh kemenangan sementara Jarwo kini sibuk mengocok penisnya sendiri sambil menarik wajahku, dia tampak menikmati sekali wajahku yang makin lemah karena permainan kawannya yang membuatku benar-benar tak berdaya..
Akhirnya Arno menarik penisnya, Arno mendesis perlahan..
” Hmmmmm ” desahnya sambil masih mengocok penisnya tampaknya sebentar lagi dia akan meledak, penisnya terlihat membesar, tak lama dia pun mendesah tak tertahan..
” Anjritt…. ” Spermanya tumpah kedadaku, ditariknya tangan-ku..
” Mau apa No ?? ” Sanggahku panik, namun diraihnya tanganku yang berusaha menghindari cengkraman tangannya, ” Diem aja non.. ” tawanya.. Tanganku pun dipaksanya mendekati genangan sperma yang tumpah didadaku, aku mengerti dia menginginkan tangan ku sendiri yang memoles sperma yang ada didadaku, perlahan diarahkannya tanganku memoles payudara ku dengan ‘selai’ sperma hingga menutupi sebagian besar payudaraku..
Melihat itu Jarwo makin bernafsu mengocok penisnya, sementara aku dapat melihat penis Arno yang perlahan menyusut ke ukurannya semula, sesekali Jarwo dengan sengaja mendekatkan penisnya ke wajahku aku melihat bagaimana Penisnya berdenyut-denyut hingga diiringi sebuah desahan Jarwo pun mencapai klimaksnya ,
” Crooot… ” Penis yang sudah berada di depan wajahku itu dengan sengaja diarahkan menyembur keseluruh bagian wajahku,..
Sebagian mengenai pipi kiriku, ada juga yang mengenai mataku hingga aku pun sedikit menutup mataku, takut spermanya masuk ke mataku..
” Wo… gila… ” Aku meringis ketakutan, tampakanya dia belum puas mempermainkan majikannya ini, berdua Jarwo dan Arno tertawa, sebelum mereka mulai memoles wajahku dengan Sperma Jarwo..
Tampaknya mereka begitu puas memperlakukan aku seperti ini, namun aku pun tak memungkiri, permainan meraka benar-benar membuatku merasakan ‘ surga ‘ wow, apalagi berbeda dengan seks yang pernah aku rasakan sebelumnya, seks ini terasa ‘dirty‘ banget, namun wow rasanya berbeda..
Lemas sekali rasanya tubuhku, entah berapa banyak organsme yang berhasil kucapai hari ini, seks gila dalam 1 minggu terakhir, rasanya aku mulai menyukai seks-seks gila seperti ini, it’s a bit difference but give much of pleasure..
Sementara Jarwo dan Arno celingukan sambil mengenakan pakaiannya yang tadi berserakan, mereka pun mengambil-kan aku tissue,..
” Gila non, emank beda ya.. ” Jarwo tampaknya benar-benar puas..
” Non bener-bener beda, memiawnya aja bisa berdenyut-denyut.. ” Arno menimpali..
” Puas bajingan !! ” Bentak-ku pada mereka..
” Hahaha, jangan galak gitu donk non, ini sesuai perjanjian kita.. ” Kata Jarwo sambil menyerahkan HDvideo yang menyimpan video rekaman adegan percintaanku…
Aku pun langsung merebut video itu..” Ga ada kan copyan-copyannya ” bentaku lagi dengan nada yang tinggi,..
” Tenang non, kita bukan mau meres non koq..hahaha ” Arno tertawa sambil menunjuk bibir bagian bawahku dimana ada sisa sperma Jarwo yang terlewatkan olehku.. Malu rasanya buru-buru kuseka spermanya dengan tissue yang masih ku pegang..
” Ya ngapain lagi kalian disini !! ” Bentak-ku ” Keluar sana “
” Galak amat non, kan mau bantuin non, nyeka sperma saya yang masih ada di toket non tuch.. ” Arno masih saja mengambil kesempatan meremas payudara-ku..
” Anjing lu.. ” aku pun melempar tissue kotor yang kupegang ke wajah Arno…
Jarwo dan Arno pun bergegas angkat kaki, sambil tertawa, aku pun mengendap-endap perlahan takut ketahuan sebelum berlari naik ke kamarku dalam keadaan bugil, jijik rasanya memakai pakaian ku yang masih tergantung di pinggangku itu , rasanya tidak pantas baju ku itu terkena sperma mereka,..
Sesampainya di kamar aku pun membasuh seluruh tubuhku dengan air hangat, aku mandi sebersih-bersihnya walaupun mereka mampu memuaskan ku, bahkan lebih, tetap saja ini sperma-sperma kacungku, aku pun mengosok gigi ku sebersih-bersihnya meski rasa sperma-nya masih terasa liat di mulut-ku,..
Aku benar-benar tak mengerti bagaimana mereka bisa seberani itu, aku benar-benar tak pernah menangka ada sepasang mata lain yang melihat pemerkosaanku, aku pun benar-benar tak paham saat itu mengapa Mama dan Bok Inem benar-benar tak menyadari keadaan ku saat itu, meski sekarang aku sudah mengetahuinya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar